Jumat, 03 Januari 2020

SEJARAH PENCIPTA JURUS RAJAWALI TAPAK SUCI





Pencipta Jurus Rajawali Perguruan Tapak Suci adalah Pendekar Mohammad Anas. Beliau adalah Warga Indonesia keturunan Tionghoa yang tinggal di daerah pasar baru Jakarta Pusat. Sebelum kenal Tapak Suci dan masuk Islam beliau memiliki nama asli Tan Fung Wiek.

Tan Fung Wiek dikenal dengan sifat temperamennya yang keras. Suka berantem di jalanan, hingga ditakuti banyak preman di Jakarta Pusat. Meskipun demikian Tan Fung wiek adalah tipe orang yang memiliki komitmen yang kuat. Apa yang telah dia ucapkan adalah janji dan pantang untuk tidak ditepati.

Didalam hatinya dia pernah berjanji barang siapa yang bisa mengalahkan dia (beradu ilmu silat) maka dia akan tunduk pada orang itu dan akan memanggilnya guru pada orang tersebut.

Menurut riwayat, Ilmu Beladiri Tan Fung Wiek begitu tinggi. Rekor bertarungnya tercatat bahwa Tan Fung wiek pernah menghajar preman dan orang sekampung di pasar Cikini. Gara-gara selisih paham dengan warga setempat.

Dengan senjata menggunakan senjata toya dan double stik Tan Fung Wiek sering malang meilntang menghajar orang.

Ironisnya Saat itu selain berilmu silat tinggi Tan Fung Wiek dikenal sebagai berandalan, pemabok, dan biang onar yang membikin resah warga.

Menurut warga setempat Kehandalan ilmu beladiri Tan Fung Wiek hampir tak tertandingi. Dia mampu melompati tembok setinggi 5 meter dengan sekali loncat untuk meloloskan diri.

Ilmu Beladiri Tan Fung Wiek konon dia belajar ilmu beladiri berasal dari perguruan Lo Ban teng. Konon perguruan Lo Ban Teng lahir di Tang-Ua-Bee-Kee, kota Cio-bee, propinsi Hok-kian, Tiongkok Tengah pada tanggal 1 bulan keenam tahun 2437 (Masehi 1886), adalah ayah dari Lo Siauw Gok, seorang sinshe dan guru kung fu legendaris Indonesia.

Ayahnya bernama Lo Ka Liong yang memiliki toko arak " Kim Oen Hap", Ia sendiri berasal dari Eng-teng,sebuah kota lain dalam propinsi Hok-kian

Ban Teng yang perawakannya kokoh-kekar semenjak kecil, seorang anak yang 'nakal'. Ketika Ia berusia kira-kira 17 tahun, ayahnya mengirimnya ke Indonesia untuk tinggal di rumah saudara misannya (chin-thong) di kampung Selan, Semarang. Ban Teng tidak kerasan dan hanya berdiam 7 bulan, Ia kembali ke Tiongkok.

Pada usia 19 tahun Ban Teng dikawinkan ayahnya dengan seorang gadis dari Eng-Teng bernama Lie Hong Lan. Dari perkawinan ini ia memperoleh seorang puteri yang dinamakannya Lo Lee Hoa. Ia juga mengangkat seorang anak lelaki untuk menyambung marganya dan dinamakan Lo Siauw Eng.Ayah dan Ibunya meninggal dunia ketika Ban Teng berusia 23 tahun.

Guru silat Ban Teng bernama Yoe Tjoen Gan, seorang antara 5 murid terbaik dari ahli silat Tjoa Giok Beng dari Coan-ciu, pemimpin cabang silat Siauw Lim Ho Yang Pay. Yoe Tjoen Gan adalah seorang pembuat bongpay. 

Ia meninggal ketika Ban Teng berusia 27 tahun dan mewarisan kepada BanTeng sejilid buku resep-resep obat dan sejilid buku tentang ilmu silat Ho Yang Pay serta sebuah ban pinggang dari kulit yang sampai sekarang masih disimpan para ahli waris Ban Teng).Ban Teng juga dikenal dengan julukan Pek Bin Kim Kong (Malaikat berwajah putih).

Pek Bin Kim Kong Lo Ban Teng datang kembali ke Semarang - Indonesia di tahun 1927 saat ia berusia kira-kira 41 tahun.Ia mengajak seorang kemenakannya Bernama Lim Tjoei Kang (belakangan namanya juga terkenal dalam kalangan kun-thao di Indonesia) yg dititipkan pada Su-siok Lo Ban Teng yaitu sin-she Sim Yang Tek di Singapura (Sampai sekarang terkenal dalam kalangan persilatan disana)

Belum lama bermukim di Semarang Ban Teng kecantol Go Bin Nio seorang gadis yg ramah halus budi bahasanya. Kemudian nona ini menjadi nyonya Lo yg kedua. Di Tiongkok Ban Teng punya seorang istri dan seorang anak perempuan bernama Lee Hwa.

Setahun kemudian lahir anak pertama dan diberi nama Siauw Hong. Ban Teng bersembahyang kepada arwah gurunya Yoe Tjoen Gan bahwa anak pertamanya diberi marga sesuai gurunya Yoe. 

Yoe Siauw Hong kemudian hari diserahkan kepada istri pertama Ban Teng di Tiongkok.Lo Ban Teng dari istrinya Go Bin Nio memiliki 12 anak tidak termasuk Lee Hwa dan Siauw Eng .Anak ke 2 Lo Siauw Gok (1931), ke3 Siauw Bok (1934) ke 4 Siauw Tiauw. 

Tahun 1938 Ban Teng pindah ke Jakarta dan tinggal bersama sin she Lo Boen Lioe (juga jago kun-thao) di Kongsi Besar. anak ke 5 Siauw Loan , ke 6 Siauw Gim, ke 7 Siauw Tjoen, ke 8 Siauw Ling (1943), ke 9 Siauw Tjiok (1947), ke 10 Siauw Tjioe (1949) , ke 11 Siauw Koan (1952), ke 12 Siauw Nyo (1955).Lo Ban Teng meninggal dunia pada tanggal 27 Juli 1958 dalam usia 72 tahun.

Lo Siauw Gok menjadi ahli waris dan penerus kemahiran silat dan pengobatan dari ayahnya. Informasi terakhir sebagian anak cucu Lo Ban Teng tinggal di pinggiran Jakarta di perumahan "Modernland" - Tangerang.

Suatu ketika Tan Fung Wiek bertemu Pendekar Besar Barie Irsjad di Menteng Jakarta Pusat. Entah bagaimana mulanya. Konon diceritakan oleh salah satu murid Tan Fung wiek pada penulis bahwa kedua jago silat ini pernah beradu kaweruh. Dan Tan Fung Wiek kalah dengan orang dari Yogja itu.

Maka sesuai janjinya dalam hati Tan Fung Wiek, jika ada orang bisa mengalahkan dia maka dia akan menganggap orang itu adalah gurunya. Akhirnya Tan Fung Wiek mengangkat pendekar Besar Barie Irsjad sebagai gurunya. Dan dia belajar dengan pendekar barie Irsjad.

Dan Tan Fung Wiek pun diajarkan oleh Pedekar Barie Irsjad mengenai Keimanan dan Akhlaqul karimah. Pendekar Barie Irsjad mengenalkan Tan Fung Wiek tentang Al Islam dan kemuhammadiyahan dan dikenalkannya dengan Tapak Suci. Akhirnya Tan Fung Wiek pun belajar keislaman dan Tapak Suci secara langsung pada sumbernya.

Dan pada masa orientasi berakhirnya latihan untuk memperoleh gelar kependekarannya Tan Fung Wiek harus menampilkan Karya nyata sesuai tradisi perguruan Tapak Suci. Dan beliau menciptakan Jurus Rajawali dan mendidikasikannya sebagai sumber keilmuan Tapak Suci. 

Jurus Rajawali diciptakan mempunyai karakter yang mengadopsi dari jurus jurus Lo Ban Teng. Jika diperhatikan dan dipelajari seksama maka Jurus ini akan nampak seperti aliran Beladiri WingChun. Karena karakter Jurus ini dominan di pertarungan jarak pendek dan cenderung defensif dan memiliki serangan yang sangat mematikan. Jurus Rajawali menggunakan penyaluran tenaga dari pinggang yang diringi dengan pernafasan. 

Dengan demikian untuk mempelajari Jurus Rajawali secara maksimal maka seorang pesilat harus melatih peyaluran tenaganya dengan metode "kocokan". Istilah kocokan ini yang dimaksud adalah suatu gerakan seperti melempar benda berat secara spontan namun lemparannya ditahan di depan. Sehingga menghasilkan gerakan tubuh seperti tergoncang karena menahan gaya sentripetal lemparan yang dilepas. 

Gerakan kocokan tadi selanjutnya bisa divariasikan dengan menggunakan barbel khusus yang disebut sosohan.

Selanjutnya pada puncaknya Tan Fung Wiek memeluk agama Islam dan mengganti namanya dengan sebutan Mohammad Anas.

Semenjak memeluk agama Islam dan masuk perguruan Tapak Suci Tan Fung Wiek/Pendekar Anas memperoleh cobaan baru lagi dari keluarganya. Beliau ditentang karena belajar silat dan masuk Islam. Belia sempat dikucilkan oleh keluarganya. Karena dianggap telah menentang adat keluarga. Sebagai orang Tionghoa harusnya ia belajar beladiri kungfu bukan Pencak Silat. Dan tetap memeluk agama selain Islam.

Namun Pendekar Anas tetap pada pendiriannya dengan menerima segala konsekwensi. Bahkan Pendekar Anas rela menceraikan istri tercintanya demi keyakinannya yang baru. hal itu terjadi karena sang Istri tidak mau memeluk agama Islam.

Sungguh besar pengorbanan beliau demi mempertahankan sebuah keyakinan agama Islamnya dan perguruan Tapak Suci.

Dalam kiprahnya Pendekar Anas di Tapak Suci telah banyak menelorkan pesilat pesilat Tapak Suci yang tangguh di Jakarta Pusat. Beliau mendirikan tempat latihan di rumahnya di Jl. Kartini III dalam, Pasar baru, Jakarta Pusat. Banyak warga setempat yang mengenal ketokohan pendekar Anas. 

Menurut Pendekar Musa salah seorang murid Pendekar Anas menuturkan bahwa cara pelatihan Pendekar Anas sangat keras, disiplin, dan prinsiple sekali. Untuk membangkitkan semangat anak didiknya Pendekar Anas suka menceritakan kisah kisah perjuangan tokoh tokoh dari legenda Cina. 

Alhasil semangat perjuangan Sang Pendekar Rajawali masih sangat memberikan kesan medalam bagi semua anak didiknya. Sehingga Perguruan Tapak Suci di masa itu hingga sekarang menjadi perguruan berkesan yang sangat angker bagi perguruan lain.






TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG

TAPAK SUCI MASARAN SRAGEN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANIMASI TAPAK SUCI